“Kami firmankan, ‘Wahai Adam, tinggallah kamu bersama istrimu dengan tenang di surga dan makanlah buah-buahannya dengan lapang sekehendak kalian, tetapi kalian jangan mendekati pohon ini sehingga kalian menjadi orang-orang yang zalim bila mendekatinya.’” (QS. al-Baqarah: 35)
Hawa‘ hidup bersama Adam as. di antara pepohonan surga. Mereka memakan sekian banyak buah dan berbagai jenis makanan yang baik. Keduanya menjaga benar-benar larangan Allah, mereka tidak mendekati pohon yang diharamkan atas mereka.
Akan tetapi Iblis yang terlaknat itu tidak dapat merasa tenang. Bagaimana dia bisa merasa tenang sedangkan dia sudah bersumpah bahwa dirinya akan menyimpangkan Adam dan anak keturunannya dan akan menebarkan fitnah terhadap mereka?! Bagaimana mungkin dia dapat beristirahat santai sedangkan dia senan-tiasa melihat Adam dan Hawa‘ menikmatiberbagai kesenangan di surga?! Dia terusmengintai dan mengamati dua manusiaitu. Dia ber pikir ker as guna menemukan car a ter baik untuk mengeluarkan keduanya dari kampung yang penuh kenikmatan itu. Dia merancang makar agar keduanya melakukan maksiat kepada Allah, agar keduanya makan buah dari pohon terlarang itu sehingga siksa Allah akan ditimpakan terhadap mereka.
Iblis mendapatkan kesempatan itu! Dia terinspirasi untuk menggoda Adam dan Hawa‘ agar makan buah dari pohon yang diharamkan oleh Allah Ta’ala terhadap mereka berdua. Dia berkonsentrasi menyerang kelemahan manusia, yakni keinginannya untuk tetap kekal dan abadi.
“Setan membisikkan godaan kepada mereka berdua, untuk menampakkan apa yang tersembunyi (aurat) dari keduanya, dan dia berkata, ‘Tiadalah Tuhan kamu berdua melarang kalian memakan buah dari pohon ini kecuali agar kalian tidak menjadi malaikat dan tidak menjadi mahluk yang kekal.’ Setan bersumpah kepada mereka, ‘Sesungguhnya aku termasuk kalangan pemberi nasihat untuk kalian berdua.’” (QS. al-A’raf: 20-21)
Demikianlah, setan menggoda mereka untuk makan buah dari pohon terlarang. Dia bersumpah bahwa dirinya adalah pemberi nasihat yang terpercaya. Tatkala Adam dan Hawa‘ makan buah dari pohon tersebut maka seketika itu nampak aurat mereka sehingga mereka bergegas menuju deretan pohon surga untuk mengambil daunnya dalam rangka menutupi aurat mereka. Selanjutnya muncullah teguran Allah untuk mereka berdua sembari mengingatkan keduanya tentang janji yang sudah mereka ikrarkan kepada Allah SWT:
“Tatkala keduanya mencicipi buah dari pohon itu, tampaklah aurat mereka berdua dan mereka mulai menutupinya dengan dedaunan surga. Pemelihara mereka memanggil mereka, ‘Bukankah Aku sudah melarang kalian berdua dari mendekati pohon ini, dan sudah Kukatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua.’” (QS. al-A’raf: 22)
Adam dan Hawa‘ mengetahui bahwa setan telah berhasil memperdayai mereka dan berdusta kepada mereka … hingga pada saat itu mereka melanggar aturan Allah SWT, akan tetapi apa yang dapat mereka lakukan? Bagaimana cara mereka memperbaiki apa yang sudah dirusak oleh setan?!! Pada saat itulah turun kata-kata Allah kepada Adam, agar dia bersama istrinya bertaubat.
“Adam menerima beberapa kata dari Pemeliharanya, lantas Dia (Allah) menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’” (QS. al-Baqarah 37)
Kata-kata itu adalah:
“Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. al-A’raf: 23)
Sesudah itu, Pemelihara mereka menurunkan keduanya ke bumi. Dia juga menurunkan setan dan bala tentaranya ke tempat yang sama, serta demikian juga dengan mahluk lainnya.
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman, ‘Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah: 36-39)
Demikianlah, kehidupan baru di dunia sudah dimulai. Dimulai pula peperangan antara manusia dengan setan. Allah menakdirkan Adam dan Hawa‘ untuk memakmurkan bumi dan menyebarluaskan keturunan mereka ke seluruh penjuru tanah yang dimakmurkan itu. Selanjutnya diturunkanlah misi langit yang menyeru kepada petunjuk dan takwa.
Allah Ta’ala berfirman:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. an-Nisa’: 1)
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)
Hawa‘ menjadi wanita yang taat kepada Allah Ta’ala sampai maut datang menjemputnya, Allah ridha kepadanya.
Penulis: Ali bin Nayif asy-Syuhud dalam bukunya Masyahir an-Nisa‘ al-Muslimat
0 Komentar